Featured Post

Kronologi Penyebab Runtuhnya Majapahit dan Menelusuri Jejak pelarian

Foto Orang Majapahit yang mengungsi & bermukim di T engger  Penyebab Majapahit runtuh. Faktor kemunduran kerajaan majapahit diseba...

Daftar Candi Di Jawa Timur peninggalan kerajaan jawa kuno

candi di jawa timur

Candi adalah bangunan suci keagamaan pada masa lampau, atau tempat ibadah peninggalan peradaban purbakala, dimana pada masa itu terjadi Alkulturasi penghayat kepercayaan lokal dengan Hindu-Buddha di nusantara. jauh sebelum masa pengaruh peradaban Hindu-Buddha masuk ke nusantara dan di terima masyarakat. di nusantara banyak sekali peninggalan candi, stupa atau petilasan tersebar baik yang telah di temukan maupun yang masih tertimbun, sayang nya banyak sekali candi yang telah di temukan hingga kini masih tidak terawat. berikut adalah daftar candi candi di jawa timur.

1. Candi Dermo

Candi ini belum di ketahui kapan dan siapa yang membangun sebab memang belum ada sumber bukti secara tertulis. ada yang menyebut candi ini di bangun pada era majapahit yaitu di masa Raja Hayam Wuruk berkuasa, sekitar pada tahun 1353, namun hal ini tentu saja tidak dapat menjadi acuan sejarah yang kuat sebab beluma ada nya bukti. lokasi Candi Dermo berada di Dusun Candi Santren, Desa Candi Negoro, Kecamatan Wonoayu, Candi Dermo, Candinegoro, Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

2. Candi Surawana

candi ini diperkirakan dibangun pada abad 14, yaitu untuk memuliakan Bhre Wengker, seorang raja dari Kerajaan Wengker yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Raja Wengker ini mangkat pada tahun 1388 M. Dalam Negarakertagama diceritakan bahwa pada tahun 1361 Raja Hayam Wuruk dari Majapahit pernah berkunjung bahkan menginap di Candi Surawana. lokasi candi Surowono, Canggu, Kec. Badas, Kediri, Jawa Timur.

3. Candi Tegowangi

dalam Kitab Pararaton di sebutkan, candi ini merupakan tempat Pendharmaan Bhre Matahun. Sedangkan dalam kitab Negarakertagama dijelaskan bahwa Bhre Matahun meninggal tahun 1388 M. Maka diperkirakan candi ini dibuat pada tahun 1400 M dimasa Majapahit, karena pendharmaan seorang raja dilakukan 12 tahun setelah raja meninggal dengan upacara srada. lokasi candi Tegowangi berada di jl.
Candirejo, Tegowangi, Kec. Plemahan, Kediri, Jawa Timur.


Sistem penanggalan Wuku asli dari Nusantara yg semakin di lupakan


Setiap bangsa memiliki system penanggalan nya masing-masing, namun taukah anda. sistem penanggalan di seluruh dunia yaitu mengadopsi penanggalan bangsa kita nusantara yang di sebut kala ider, Wuku  yang digunakan sejak jaman megalitik di nusantara, dan kelak bagsa barat menyebutnya ( calendar / kalender ) di india di sebut kalender Saka, bangsa Arab kalender Hijriah, bangsa china kalender Imlek dan bangsa Eropa kalender Masehi, setelah di adopsi bangsa lain sistem penanggalan wuku ini istilah, cara dan perhitunganya menjadi berbeda yang mungkin terjadi modifikasi dan penyesuaian di tiap bangsa yang mengadopsinya, dimana perhitungan aslinya pada Siklus wuku kala ider Terdiri dari 30 pekan dan masing-masing memiliki nama tersendiri. 
 
Setiap pekan atau pasaran terdiri dari 5 hari atau biasa di sebut pancawara, Perhitungan wuku ini masih lestari dan digunakan di pulau Jawa dan Bali namun hanya sebatas menumpang pada system penanggalan yang ada yaitu penanggalan masehi,tentu saja hal ini tidak menjadi solusi untuk melestarikan kearifan lokal karena penggunaan nya sangat jarang dan hanya pada daerah- daerah tertentu saja. selama masyarakat kita tidak ada yang menggunakan kalender wuku secara utuh. maka kalender ini dalam seiring waktu secara perlahan pada akhir nya kelak akan musnah tinggal cerita di telan jaman. dan saat ini kalender wuku bisa di katakan telah seperti mati suri, hidup enggan mati pun tak mau, 
 


Kronologi Penyebab Runtuhnya Majapahit dan Menelusuri Jejak pelarian

Runtuhnya Majapahit
Foto Orang Majapahit yang mengungsi & bermukim di Tengger 

Penyebab Majapahit runtuh. Faktor kemunduran kerajaan majapahit disebabkan oleh kemelut di majapahit yang berkepanjangan, antara kedua kubu Bhre Lasem dan Bhre Wirabhumi yang meletus pada tahun 1404M - 1406M atau biasa disebut Perang Paregreg.

Kemelut di majapahit pada tahun 1453


Sepeninggal Rajasawarddhana Sang Sinagara pada tahun 1453 dan dicandikan di Sêpang, terjadi Sengketa tahta antara putra-putra Krêtawijaya dan Rajasawarddhana Sang Sinagara. Terjadi ketegangan sehingga tahta kosong selama tiga tahun (1453-1456 M). Baru pada tahun 1456, terpilih sebagai Raja adalah Bhre Wêngkêr II, putra sulung Krêtawijaya yang lantas mengambil gelar Hyang Purwa Wisesa. Memerintah hingga tahun 1466 Masehi, wafat dan dicandikan di Puri. Sepeninggalnya, seharusnya tahta dilimpahkan kepada keturunan Rajasawarddhana Sang Sinagara, namun berhasil diduduki oleh putra bungsu Krêtawijaya, adik Rajasawarddhana Sang Sinagara, yaitu Bhre Pandhan Salas III atau Singawikramawarddhana Dyah Suraprabhawa. Selama pemerintahannya, keadaan istana terus terjadi ketegangan, sehingga baru dua tahun menduduki tahta, Bhre Pandhan Salas III meninggalkan istana. Lantas siapakah yang mengantikannya sebagai Raja Majapahit? Apakah keturunan Krêtawijaya atau Rajasawarddhana Sang Sinagara? Penuturan Pararaton terhenti sampai disini.

Baru pada tahun 1486 Masehi, Sri Girindrawarddhana Dyah Ranawijaya mengeluarkan prasasti Jiyu yang berisi maklumat bahwa dirinya adalah penguasa Wilwatikta (Majapahit), Janggala dan Kadhiri. Disana juga menguraikan pengukuhan ulang hadiah tanah kepada Bharmaraja Ganggadhara yang pernah dilakukan oleh Singawarddhana. Ini membuktikan, bahwa sosok Singawarddhana berkuasa menghadiahkan tanah kepada seorang Brahmana, dan tentunyalah dia seorang Raja. Dalam prasasti Jiyu juga ditegaskan, pada tahun 1486 tersebut adalah bertepatan duabelas tahun wafatnya Singawarddhana sehingga Sri Girindrawarddhana Dyah Ranawijaya mengadakan upacara Sraddha.

Maka jelaslah sudah, setelah kepergian Bhre Pandhan Salas III, tahta Majapahit berhasil diduduki oleh Singawarddhana hingga tahun 1474 Masehi. Siapakah Singawarddhana? Bisa jadi, Singawarddhana adalah kakak kandung Girindrawarddhana, dan keduanya adalah putra Bhre Pandhan Salas III yang pernah meninggalkan istana Majapahit. Dari sini bisa disimpulkan, setelah kepergian Bhre Pandhan Salas III, tahta lantas direbut oleh Singawarddhana sebelum dikuasai oleh keturunan Bhre Pamotan I Rajasawardhana Dyah Wijayakusuma. Lantas siapakah yang menggantikan Singawarddhana? Tak ada keterangan yang bisa didapatkan. Namun dari catatan China yang ditemukan di Klenteng Sam Po Kong Semarang oleh Residen Poortman pada tahun 1928, diketahui bahwa Raja Majapahit yang memerintah sebelum tahun 1478 Masehi adalah Kung Ta Bu Mi atau Bhre Krêtabhumi. Siapakah sosok ini? Dalam Pararaton nama Krêtabhumi disebut jelas sebagai putra Rajasawarddhana Sang Sinagara. Dari sini bisa disumpulkan, semenjak kekosongan tahta Majapahit pada tahun 1453-1456, keturunan Rajasawarddhana Sang Sinagara baru bisa memerintah pada tahun 1474 dan berakhir pada tahun 1478 Masehi.

Gambaran kota majapahit dalam kitab Negarakertagama

alt="gapura majapahit" title="gapura majapahit"
Gambaran istana dan kota majapahit yang di catat Mpu Prapanca dalam kitab Negarakertagama. keraton Majapahit dikelilingi tembok bata merah yang tinggi dan tebal. Didekatnya terdapat pos tempat para ponggawa berjaga. Gerbang utama menuju keraton (kompleks istana) terletak di sisi utara tembok, berupa gapura agung dengan pintu besar terbuat dari besi berukir. Di depan gapura utara terdapat bangunan panjang tempat rapat tahunan para pejabat negara,
sebuah pasar, serta sebuah persimpangan jalan yang disucikan.

Ekspedisi Pamalayu


Ekspedisi Pamalayu

Apa tujuan dari Ekspedisi Pamalayu?


Kertanagara menjadi raja Singhasari sejak tahun 1268. Berbeda dengan raja-raja sebelumnya, ia berniat memperluas daerah kesatuanya sampai ke luar Pulau Jawa. Gagasan tersebut dimulai tahun 1275 dengan pengiriman pasukan di bawah pimpinan Indrawarman dengan 14.000 pasukan singasari untuk menjalin hubungan kerjasama dalam pertahanan.


Kekuasaan Kubilai Khan raja Mongol (atau Dinasti Yuan) sedang mengancam wilayah Asia Tenggara. Untuk itu, Maka Kertanagara mencoba menyatukan Melayu dan Jawa sebelum datang serbuan dari pihak asing tersebut


Catatan Tujuan Ekspedisi Pamalayu dalam Nagarakretagama

Nagarakretagama mengisahkan bahwa tujuan Ekspedisi Pamalayu sebenarnya untuk menjalin kerjasama secara baik-baik. Namun, tujuan tersebut mengalami perubahan karena raja Dharmasraya ternyata menolak sebab akan mengancam kedaulatan terhadap Kerajaan  Dharmasraya
sebagai penguasa Melayu maka Indrawarman mengangkat  Kebo Anabrang seorang melayu menjadi perwira  yang mewakili orang melayu untuk menentang kebijakan raja. pergolakan politik memanas pada tahun 1284 sampai akhirnya terjadi pertempuran besar tahun1286 antara pasukan raja Dharmasraya dengan kebo anabrang yang di dukung oleh pasukan Indrawarman. bersamaan setelah wilayah bali berhasil menjadi daerah singasari pada tahun 1284. keberhasilan Ekspedisi Pamalayu pada tahun 1286.di tandai dengan penaubatan Maharaja Tribhuwanaraja dan dikirmnya  4.000 pasukan khusus singasari dan arca sebagai hadiah persahabatan dari Maharajadhiraja Kertanagara.
Jadi, sasaran Ekspedisi Pamalaya adalah menyatukan Kerajaan Melayu. Nagarakretagama menyebut Melayu merupakan daerah bawahan di antara sekian banyak daerah kekuasaan.


Tiongkok pemicu pecahnya Perang Paregreg di Majapahit

perang paregreg




Perang Paregreg ꧋ꦦꦼꦫꦁꦦꦉꦓꦿꦼꦓ꧀꧈ artinya perang setahap demi setahap dalam tempo lambat. Pihak yang kalah dan menang pun silih berganti. perang paregreg di majapihit merupakan perang saudara anatara Bhre Wirabhumi dengan Wikramawardhana


Latar belakang

Kerajaan Majapahit berdiri tahun 1293. adalah berkat kerja sama Raden Wijaya dan Arya Wiraraja. Pada tahun 1295, Raden Wijaya membagi dua wilayah Majapahit untuk menepati janjinya semasa perjuangan. Sebelah timur diserahkan pada Arya Wiraraja dengan ibu kota di Lumajang.

Pada tahun 1316 terjadi pemberontakan Nambi di Lumajang, Jayanagara putra Raden Wijaya berhasil menumpas. Setelah peristiwa tersebut, wilayah timur kembali bersatu dengan wilayah barat.

Sepeninggal Gajah Mada, Rajadewi dan Tribuanatunggadewi sebenarnya mulai terlihat Tanda perpecahan di Majapahit, ketika itu Wijayarajasa membangun keraton timur di Pamotan .
naskah Pararaton menguraikan peristiwa itu sebagai munculnya ‘gunung baru’ di tahun 1376 yang ditafsirkan sebagai munculnya kerajaan baru.